Pemijar: Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah dan Pembelajaran

Analysis of Mathematics Learning Difficulties in Fraction Calculation Operation Material viewed through Social Interaction

Ika Rizky Rahmaningtyas, Ulum Fatmahanik (Author) — Thu, 15 Feb 2024 00:00:00 +0700

Learning difficulties are a manifestation of the inability or lack of success of students in mastering concepts, principles or verbal problems even though they have tried to learn them. Basically, every student has learning difficulties, as happened in grade IV students at SDN Grobogan 02, students have difficulty in fractional arithmetic operations. One that influences is the existence of social interaction between one student and another student. Social interaction is very necessary because it relates to the ability to communicate and understand information. The ability to interact socially is related to the problem of learning difficulties. The purpose of this study was to describe students' learning difficulties in learning mathematics in fractional arithmetic operations material in terms of high, medium, and low social interaction categories. This research approach is qualitative with phenomenology type. Data collection techniques with interviews, questionnaires, and tests. Qualitative data analysis techniques using the Miles and Huberman techniques. Checking the validity of the data through data triangulation techniques. The results showed that students with high social interaction were able to use mathematical concepts in fractional operations well, were able to apply the principles of fractional operations correctly as well but in solving verbal problems even though students were capable and in accordance with the stages but students in the high category experienced difficulties in the formula application process.

Pendidikan Karakter sebagai Upaya Melawan Bullying di Sekolah Dasar

Thu, 15 Feb 2024 18:13:55 +0700

The world of education is now the center of attention and main concern as a form of educational institution that runs the education system and process. Various kinds of problems that occur in this nation include brawls between students, promiscuity between students, acts of violence by senior students against their juniors, or what is known as bullying. With character education, it can educate students who were only intelligent in knowledge to become intelligent in terms of their emotions. Cases of bullying in the school environment are rife and involve many students as well as repeated cases. Cases of bullying can be fatal for the victim. It can even traumatize the victim into adulthood. Bullying is an aggressive behavior that has the aim of humiliating, intimidating, and causing suffering both physically and mentally to weak victims. Bullies come from peers, even from older friends. The school period is a time when children adjust to the surrounding environment and find their identity. The need for an approach and understanding of the theory of elementary school student development that focuses on character education in children as a solution to overcoming cases of bullying among students at school. The character of students who have been formed from the beginning or have been formed from an early age will be very able to determine a good attitude and integrity in the nation's children in the future.

IMPLEMENTASI PENDEKATAN JOYFULL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA MI PERWANIDA BLITAR

Farah Afza Mulya, Jamilah Jamilah (Author) — Thu, 30 May 2024 00:00:00 +0700

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sebuah fenomena akan rendahnya nilai siswa pada pembelajaran matematika, partisipasi siswa di dalam kelas rendah, serti banyaknya siswa yang tidak suka dengan pelajaran matematika. Di antara yang menjadi penyebabnya adalah pembelajaran matematika yang seringkali disampaikan dengan kurang menyenangkan. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Implementasi Pendekatan Joyfull Learning untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa pada Pembelajaran Matematika siswa MI Perwanida Blitar dan untuk menjelaskan faktor dan penghambat tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan teknik penggalian data wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara digunakan untuk menggali suatu informasi mengenai penerapan Joyfull Learning dalam pembelajaran matematika Madrasah Ibtidaiyah Perwanida Blitar. Observasi digunakan untuk mengamati secara langsung siswa dan lingkungannya. Sedangkan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dengan melihat dan menganalisis dokumen yang telah diambil untuk meneliti suatu subjek. Hasil penelitian ini menunjukan MI Perwanida Blitar telah mengimplementasikan pendekatan Joyfull Learning pada pembelajaran matematika karena pendekatan ini membuat siswa antusias dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Para guru membuat siswa merasa nyaman dan senang dalam proses pembelajaran, hal ini menjadikan siswa lebih mudah untuk mengerti dan memahami konsep yang diajarkan oleh guru. Faktor pendukung implementasi Joyfull Learning dalam meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika termasuk variasi gaya mengajar setiap guru, sarana dan prasarana sekolah yang mendukung, seperti media interaktif, serta kemampuan guru dalam berinovasi. Sementara itu, faktor penghambatnya meliputi hilangnya fokus siswa karena suasana menyenangkan, perbedaan karakter siswa dalam menyikapi pembelajaran, dan kesulitan dalam membagi waktu antara penyampaian materi dan pembangunan suasana belajar yang menyenangkan.

Mengatasi Gangguan Fokus Belajar Siswa Hiperaktif menggunakan Metode Self instruction

Ismi Karunia Hati, Nita Agustina Nurlaila Erfiana (Author) — Thu, 06 Jun 2024 08:03:06 +0700

Terhambatnya proses kegiatan belajar mengajar dapat disebabkan adanya gangguan pada peserta didik, gangguan tersebut apabila tidak segera ditangani maka akan berdampak buruk bagi masa depan peserta didik. Adapun jenis gangguan yang kerap di temui dalam pendidikan di sekolah dasar adalah gangguan siswa hiperaktif. Hiperaktif sendiri dapat dikatakan seperti gangguan yang terjadi pada syaraf otak, hal tersebut akan menyebabkan siswa sulit memusatkan perhatian, sulit untuk diam, dan juga sulit untuk di atur. Agar permasalahan siswa hiperaktif tidak semakin parah, maka guru harus mencari strategi dan metode yang tepat digunakan. Salah satunya guru dapat menggunakan metode self instruction, metode self instruction merupakan metode yang menggunakan pendekatan berupa interaksi secara pribadi antara guru dengan siswa dengan tujuan agar siswa mampu memahami perasaannya dan mampu mengendalikan dirinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Adapun teknik pengumpulan data diambil melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan model Miles Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (verifikasi data). Uji keabsahan data yaitu menggunakan teknik triagulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, maka guru di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam dapat mengembalikan fokus belajar siswa hiperaktif dan dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru, selain itu penggunaan metode self instruction memberikan dampak yang positif bagi perubahan tingkah laku siswa hiperaktif menjadi siswa yang dapat berinteraksi sosial dengan baik, dan dapat meningkatkan hasil belajarnya di sekolah.