PEMAKNAAN TRADISI ZIARAH MAKAM WALI SUNAN PANDANARAN KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN
Download Article (PDF)

Keywords

Makam Wali
Ziarah
Tafsir Kebudayaan
Kearifan Lokal
Sunan Pandanaran

How to Cite

Moeliono, P., & Nisa, K. (2024). PEMAKNAAN TRADISI ZIARAH MAKAM WALI SUNAN PANDANARAN KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN. SOSEBI Jurnal Penelitian Mahasiswa Ilmu Sosial Ekonomi Dan Bisnis Islam, 4(1), 1-27. https://doi.org/10.21274/sosebi.v4i1.8616

Abstract

Abstrak: Proses pemaknaan terhadap ziarah oleh kelompok tertentu terjadi akibat pengaruh konstruksi sosial dan budaya yang berbeda-beda. Hal ini menghasilkan kerangka kerja atau cetak biru kebudayaan yang tersusun dari simbol-simbol keagamaan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana para peziarah memaknai ziarah dalam hidup mereka, termasuk bagi mereka yang menganggapnya sebagai ibadah. Penelitian ini menggunakan data kualitatif yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang dipakai untuk memahami makna ziarah adalah Agama Sebagai Sistem Budaya oleh Clifford Geertz, yang menekankan bahwa agama bukan hanya tentang teks, tetapi juga ritual dan perilaku sehari-hari yang memiliki makna dan membentuk budaya. Hasil penelitian ini adalah kegiatan ziarah makam wali sudah menjadi tradisi bagi masyarakat NU. Ziarah ini memiliki beberapa makna, yaitu: 1) Bertawassul: meminta perantara kepada para wali untuk menyampaikan doa kepada Allah. 2) Dampak ekonomi: ziarah memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar makam. 3) Mendoakan para wali: ziarah dilakukan untuk mendoakan para wali tanpa menomorsatukan wasilah. Makna ini lebih personal dan menunjukkan penghormatan kepada para wali. Tidak hanya wasilah sebagai dasar untuk melakukan ziarah, melainkan ada pemaknaan yang lebih intim, yaitu mendo’akan sang tokoh tanpa menomorsatukan wasilah dari para wali yang diziarahi. Adapun pada realitanya masih ada peziarah yang memiliki niat buruk seperti mencari pesugihan dan lain-lain. Pengelola makam mengecam kegiatan tersebut dan memberikan edukasi kepada para peziarah agar tidak muncul pandangan buruk terhadap makam terkait.

Kata Kunci: Makam Wali; Ziarah; Tafsir Kebudayaan; Kearifan Lokal; Sunan Pandanaran

 

Abstract: The process of interpreting pilgrimage varies among different groups due to the influence of diverse socio-cultural constructs. This results in a cultural framework or blueprint composed of religious symbols. This research aims to comprehend how pilgrims perceive pilgrimage in their lives, including those who consider it an act of worship. The study employs qualitative data collected through observation, interviews, and documentation. The theoretical framework utilized to understand the meaning of pilgrimage is Clifford Geertz's concept of "Religion as a Cultural System," which emphasizes that religion encompasses not only texts but also daily rituals and behaviors that hold meaning and shape culture. The result of this research is that pilgrimage to wali tombs has become a deeply embedded tradition among NU communities. This practice holds multiple layers of significance for the pilgrims, encompassing: 1) Tawassul (intercession): seeking the intercession of the wali to convey prayers and supplications to Allah. 2) Economic impact: pilgrimage to these sacred sites generates economic benefits for the communities residing in the vicinity of the tombs. 3) Praying for the Wali: pilgrims undertake the journey to pray for the well-being of the revered wali, transcending the mere act of seeking intercession. In reality, there are still pilgrims who have ill intentions, such as seeking supernatural powers (pesugihan) or other personal gains. These activities are often associated with black magic or superstitious beliefs that deviate from the true purpose of pilgrimage. Tomb caretakers actively condemn such practices and educate pilgrims to prevent negative perceptions of the tombs and the pilgrimage tradition itself. They emphasize the importance of respecting the sacredness of the sites and approaching pilgrimage with a pure heart and sincere intentions.

Keywords: Tomb of a Guardian; Pilgrimage; Cultural Interpretation; Local Wisdom; Sunan Pandanaran

https://doi.org/10.21274/sosebi.v4i1.8616
Download Article (PDF)

References

Aarifah, F. A., & Zain, M. I. H. (2020). Tombs of Imogiri Kings: Community Perspective in Their Relationship of Functional Theory. Teosofia: Indonesian Journal of Islamic Mysticism, 9(1), 75–90. https://doi.org/10.21580/tos.v9i1.5360

Al-Ghazali. (1100). Ihya’ Ulum ad-Dien.

Darusuprapta. (1974). Kekunaan di Bayat Klaten. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

Endraswara, S. (2015). Agama Jawa : Ajaran. Amalan, dan Asal-Usul Kejawen. Jakarta : Narasi.

Geertz, C. & Hardiman, F. B. (1992). Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta : Kanisius.

Geertz, C. (1992). Kebudayaan dan Agama; Diterjemahkan oleh Fransisco Budi Hardiman (cet. 1). Yogyakarta : Kanisius.

Geertz, C. (2013). Agama Jawa; Abangan, Santri, Priyayi dalam Kebudayaan Jawa. Depok : Komunitas Bambu.

Giri, W. & LIlih Prilian Ari Pranowo. (2009). Sajen dan Ritual Orang Jawa. Yogyakarta : Narasi

Gitadara, K. (2021). Ngalap Berkah pada Makanan atau Minuman Sisa Kiai dalam Tinjauan Etika Islam di Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya Ogan Ilir Sumatera Selatan. Skripsi. Palembang : UIN Raden Fatah Palembang.

Habib, M. A. F., & Mahyuddin, M. (2021). Evaluasi Pengelolaan Teknologi TPS 3R di Desa Wisata Religi Gunungpring Kabupaten Magelang. Ar Rehla: Journal of Islamic Tourism, Halal Food, Islamic Traveling, and Creative Economy, 1(1), 1-19.

Hajjaj, M. bin. (n.d.). Al-Jami’ al-Sahih, juz III.

Hidayaturochman, Deden. (2004). Hadis Hadis Tentang Tabarruk (Studi Ma’an Al Hadis). Skripsi. Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga. https://digilib.uin-suka.ac.id/ id/eprint/25891/

Hidayat, A. T. et al. (2022). Simbol Budaya dan Agama dalam Tradisi Ziarah Kubur Syekh Burhanuddin. Tsaqafah: Jurnal Peradaban Islam, 18(1), 109–128.

Ismail, A. (2016). Ziarah Ke Makam Wali: Fenomena Tradisional di Zaman Modern. Al-Qalam, 19(2), 149. https://doi.org/10.31969/alq.v19i2.156

Mumfangati, T. (2020). Makna, Tradisi dan Simbol. Jurnal Sejarah dan Budaya, 2(3) 157.

Pujiati, Halimah Irna, P. (2013). Makna Makam dalam Kehidupan Masyarakat Islam Jawa; (Pemaknaan Mengenai Perilaku Ziarah dalam Masyarakat Islam Jawa di Makam Mbah Sayyid Sulaiman Desa Mancilan, Mojoagung Kabupaten Jombang). Skripsi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/122284

Rosa, S. L., & Bakhri, S. (2022). Realitas Subjektif dan Objektif Al-Qur’an dalam Tradisi Mitoni. SOSEBI: Jurnal Penelitian Mahasiswa Ilmu Sosial, Ekonomi, dan Bisnis Islam, 2(1), 91–105. https://doi.org/10.21274/sosebi.v2i1.5398

Sulaiman Hasibuan. (2011). Hadis-Hadis Tentang Ziarah Kubur (Studi Kritik Sanad dan Matan Al-Hadis). Tesis. Medan : IAIN Sumatera Utara Medan.

Tri Raharjo, Eko., Sudarminto., Supripto., Sriyono, P., Suwahana, J. J., Bandi., & Sanuri, W., (2016). Babad Sunan Pandanaran (Sunan Bayat) Susuhunan ing Tembayat. Sidoarjo : Cempaka Mandiri Offset.

Wijana, E. P. E. (2020). Sekilas Tentang Sunan Bayat, Gila Harta Sebelum Berguru Pada Sunan Kalijaga. Jogja.Suara.Com. https://jogja.suara.com/read/2020/05/10/183000/ sekilas-tentang-sunan-bayat-gila-harta-sebelum-berguru-pada-sunan-kalijaga

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Downloads

Download data is not yet available.