PANGGUNG DALANG PEREMPUAN WAYANG KULIT PURWA: ANALISIS GENDER ATAS NYI ARUM ASMARANI

Abstract

Dalang perempuan hadir dalam narasi timpang kebudayaan. Sosoknya liyan dalam masyarakat, juga kurang mendapat perhatian dalam kajian akademik. Betapapun itu, dalang perempuan tetap hadir di tengah arus dominasi dalang laki-laki. Pada ruang budaya patriarkhi, keberadaannya pun mengancam supremasi nilai patriarkal. Konsekuensinya, berbagai bentuk subordinasi dan stereotype buruk melekat dalam dirinya. Di antra sedikit perempuan yang menjadi dalang, Nyi Arum Asmarani adalah sosok dalang perempuan wayang purwo yang menarik untuk dikaji. Pasalnya, berbagai bias patriarki melekat dan menghantam kehadiranya di tengah supremasi panggung pedalangan. Atas persoalan tersebut, artikel di bawah ini hendak menjawab rumusan: bagaimana Nyi Arum Asmarani hadir dalam panggung pedalangan yang didominasi oleh dalang laki-laki? persoalan tersebut hendak dikaji melalui pendekatan analisis gender dengan menggunakan metode kualitatif-deskriptif. Adapun hasil kajian ini mendapati bahwa dalang perempuan mendapatkan tantangan yang jauh lebih besar dibanding dalang laki-laki. Nyi Arum, mendapatkan problem besar berupa peremehan dari dalang laki-laki, yogo, dan sinden. Selain itu, ia juga mendapatkan tantangan yang jauh lebih besar dari nilai agama Islam yang membesarkannya.

Key Word: dalang perempuan, Nyi Arum Asmarani, budaya patriarki,

https://doi.org/10.21274/martabat.2019.3.1.1-22
PDF

Creative Commons License

Martabat: Jurnal Perempuan dan Anak is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Downloads

Download data is not yet available.