Polemik Work From Home (WFH) Bagi Perempuan Bekerja di Tengah Digitalisasi Teknologi dan Pandemi
pdf

Keywords

gender
pandemic
symbolic violence

Abstract

Abstract: Social distancing are a form of policy that made by the government in order to prevent the spread of the COVID-19 virus. This method, that was made by Indonesian government has implications for the method of working in the pandemic era, namely working from home. The application of social distancing then causes an increase in household activities that increase women's responsibilities in parenting and household work. Through the concept of symbolic violence, this article tries to explain the impact of social distancing restrictions on working women. This article finds that symbolic violence occurs through habitus that shapes women's mindsets so that they feel that caregiving and household work are women's responsibilities. This article also finds various gender inequalities that are increasingly visible with the social distancing restrictions that implemented by Indonesian governement.

 

Keywords: Gender; pandemic; symbolic violence

Abstrak: Pembatasan jarak sosial menjadi salah satu kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah persebaran COVID-19. Metode ini dijalankan di Indonesia yang berimplikasi pada metode bekerja era pandemi yaitu work from home atau bekerja dari rumah. Penerapan social distancing kemudian menyebabkan bertambahkan kegiatan rumah tangga yang memperbesar tanggung jawab perempuan dalam kerja pengasuhan dan kerja rumah tangga. Melalui konsep kekerasan simbolik artikel ini mencoba memaparkan dampak dari pembatasan jarak sosial pada perempuan bekerja. Artikel ini menemukan bahwa kekerasan simbolik terjadi melalui habitus yang menyusun pola pikir perempuan sehingga merasa kerja pengasuhan dan kerja rumah tangga merupakan tanggung jawab perempuan. Artikel ini juga menemukan berbagai ketimpangan gender yang semakin terlihat dengan adanya pembatasan jarak sosial yang dilakukan di Indonesia.

Kata kunci: Gender; kekerasan simbolik; pandemi

https://doi.org/10.21274/martabat.2021.5.2.377-399
pdf

References

Andersen, Jens Peter, Mathias Wullum Nielsen, Nicole L. Simone, Resa E. Lewiss, and Reshma Jagsi. “COVID-19 Medical Papers Have Fewer Women First Authors than Expected.” eLife (2020).

Arista, Yovi, Zulyani Evi, and Wahyu Susilo. “Dimensi Kerentanan Perempuan Pekerja Migran Di Tengah Disrupsi Perkembangan Industri Dan Pandemi.” Jurnal Perempuan 25, no. 3 (2020): 7–33.

Asiyah, Siti. “Penafsiran Ayat-Ayat Misoginis Dalam Perspekif Quran: A Reformist Translatione.” Jurnal Al-Irfani : Jurnal Kajian Tafsir Hadits 5, no. 1 (2019).

Bianchi, Suzanne M., Melissa A. Milkie, Liana C. Sayer, and John P. Robinson. “Is Anyone Doing the Housework? Trends in the Gender Division of Household Labor.” Social Forces, 2000.

Bourdieu, Pierre. Dominasi Maskulin. Yogyakarta: Jalasutra, 2010.

Collins, Caitlyn, Liana Christin Landivar, Leah Ruppanner, and William J. Scarborough. “COVID-19 and the Gender Gap in Work Hours.” Gender, Work and Organization (2020).

Handayani, Arri. “Keseimbangan Kerja Keluarga Pada Perempuan Bekerja: Tinjauan Teori Border.” Buletin Psikologi 21, no. 2 (2013): 90–101.

Hyde, Janet Shibley. “Gender Similarities.” In APA Handbook of the Psychology of Women: History, Theory, and Battlegrounds (Vol. 1)., 2017.

Katadata, Tim Publikasi. “Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Indonesia Rendah Dibanding Negara ASEAN.” Katadata. Last modified 2019. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/05/09/tingkat-partisipasi-angkatan-kerja-perempuan-indonesia-rendah-dibanding-negara-asean.

Makunga, Nox. “Women Scientists Lag in Academic Publishing, and It Matters.” The Conversation.

Mungkasa, Oswar. “Bekerja Dari Rumah (Working From Home/WFH): Menuju Tatanan Baru Era Pandemi COVID 19.” Jurnal Perencanaan Pembangunan: The Indonesian Journal of Development Planning (2020).

Nasaruddin Umar. “Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al- Qur’an.” (cet.I; Jakarta: Paramadina) (1999).

Nugraheny, Dian Erika. “Beda Pembatasan Kegiatan Masyarakat Di Jawa Bali Dan PSBB.” Kompas.Com. Last modified 2021. Accessed January 7, 2021. https://nasional.kompas.com/read/2021/01/07/05590041/beda-pembatasan-kegiatan-masyarakat-di-jawa-bali-dan-psbb?page=all.

Sandiyasa, I Ketut. “Refleksi Dan Dekonstruksi Teori Oposisi Biner Dalam Tradisi Hindu Masyarakat Bali.” Pangkaja: Jurnal Agama Hindu 21, no. 1 (2018).

Sigiro, Atnike Nova, Abby Gina, and Dewi Komalasari. “Potret Dampak Penerapan Sosial Berskala Besar Di Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Perempuan Dan Kelompok Marginal Melalui Pendekatan Feminisme Interaksional.” Jurnal Perempuan (2020).

Sigiro, Atnike Nova, A Primaldhi, and B Takwin. “Ekonomi Perawatan Dan Beban Kerja Ibu Rumah Tangga Di Indonesia.” Jurnal Perempuan 23, no. 4 (2018).

Sukesi, K., Rini Dwiastuti, and Cicilia Susilo Retno. “Penyuluhan Pertanian Bagi Wanita Di Pedesaan Jawa Timur.” Warta Studi Perempuan 2, no. 2 (1991).

Sunarto, Sunarto. “Stereotipasi Peran Gender Wanita Dalam Program Televisi Anak Di Indonesia.” Jurnal Ilmu Komunikasi 8, no. 3 (2014).

Tong, Rosemarie Putnam. Feminist Thought; Pengantar Paling Komprehensif Kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis. Jalasutra, 2010.

Uci, Yuliati. “Analisis Peran Ganda Wanita Sebagai Pekerja Paruh Waktu Pada Masyarakat Pedesaan Di Kecamatan Junrejo Kota Batu.” Jurnal Perempuan dan Anak 2, no. 2 (2019): 22–34.

Young, I.M. “Five Faces of Oppression.” The Philosophical Forum XIX, no. 4 (1988).

Zuhriyah, Lailatuzz. “PEREMPUAN, PENDIDIKAN DAN ARSITEK PERADABAN BANGSA.” Martabat: Jurnal Perempuan dan Anak 2, no. 2 (2018).

Creative Commons License

Martabat: Jurnal Perempuan dan Anak is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Downloads

Download data is not yet available.