HUMOR IN THE PERSPECTIVE OF HADITH: ANALYSIS OF THE THEORY OF HIERARCHY OF NEEDS TOWARDS PRANK IN SOCIAL MEDIA
pdf

Keywords

Hadis, Prank, Hirarki Kebutuhan (hierarchy of needs)

How to Cite

Fajri, M. (2021). HUMOR IN THE PERSPECTIVE OF HADITH: ANALYSIS OF THE THEORY OF HIERARCHY OF NEEDS TOWARDS PRANK IN SOCIAL MEDIA. Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 9(1), 47-64. https://doi.org/10.21274/kontem.2021.9.1.47-64

Abstract

Tulisan ini membahas tentang fenomena prank yang berkembang di media sosial yang sebagian besar aksinya sudah jauh dari kode etik humor atau bercanda yang diajarkan dalam tuntunan al-Qur’an dan hadis Nabi Saw. Artikel ini akan dikaji dengan menggunakan pendekatan hierarchy of needs Abraham Maslow. Dalam hadis nabi, istilah prank memiliki kesamaan makna dengan al-muda’abah atau al-muzahah yang sederhananya bermakna humor atau senda-gurau. Berdasarkan teori hierarchy of needs, dari kelima level hirarki kebutuhan manusia, pelaku aksi prank sudah berada pada level ketiga, keempat, dan kelima. Di level ketiga (social needs), para pelaku prank butuh untuk diterima, dicintai di lingkungan sosialnya (social needs) seperti keluarga, teman, atau lingkungan sekitar. Pada level keempat, pelaku prank butuh akan self-esteem (harga diri) berupa apresiasi dari lingkungan sosialnya seperti status (selebgram, youtuber, atau influencer), ketenaran dan viral. Sedangkan di level kelima, merupakan level tertinggi dari kebutuhan manusia yaitu self actualization di mana para pelaku aksi prank sudah mencapai tahap ketagihan atau candu apabila aksi-aksi yang dilakukan berhasil dan mendapat apresiasi dari masyarakat. Dampaknya adalah mereka mengabaikan akan etika, nilai moral, norma, dan nilai-nilai agama. Sebab, mereka sudah terfokus dan terobsesi dengan eksistensi di media sosial. Oleh karena itu, sejatinya prank atau humor harusnya menghasilkan energi positif yang sama dari kedua bela pihak, bukan salah satu pihak (pelaku prank merasakan bahagia dan korban prank juga meraskan kebahagiaan yang sama). Artinya, aksi prank yang dilakukan harus menjung tinggi nilai-nilai humanistik, yaitu memanusiakan manusia.

https://doi.org/10.21274/kontem.2021.9.1.47-64
pdf

Downloads

Download data is not yet available.