Abstract
Pengkajian terhadap kisah-kisah dalam al-Quran selama ini terfokus pada penggalian aspek bukti kesejarahannya. Hal ini dilakukan untuk membuktikan keberadaan kisah-kisah dalam al-Quran sebagai fakta sejarah yang benar-benar terjadi. Disisi lain, sering kali perhatian terhadap ‘ibrah atau pelajaran yang terkandung dalam kisah justru kurang, bahkan sampai terlalaikan. Mutawalli as-Sya’rawi datang dengan menawarkan pemahaman terhadap kisah dalam al-Quran, tidak hanya dengan menggali ‘ibrahnya saja, melainkan juga menghadirkan kisah serupa pada setiap tempat dan waktu. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-analisis. Apa yang ditawarka oleh as-Sya’rawi tertuang dalam kaidah bahwa suatu kisah yang tidak menyebutkan nama asli tokohnya, maka kisah tersebut akan terulang dimanapun dan kapanpun. Seperti firaun yang dzalim, dikdator, dan menuhankan dirinya. Begitu pula Dzul Qarnain, yang baik dan memberdayakan orang lemah. Sosok-sosok seperti dua tokoh ini akan terusada di dalam kehidupan, dimanapun dan kapanpun.
Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.