SUBORDINASI PEREMPUAN DALAM ORGANISASI (ORGANISASI MAHASISWA IAIN TULUNGAGUNG TAHUN 2015)

Abstract

Perempuan sebagai entitas manusia yang sering didefinisikan oleh budaya. Budaya bahkan telah benar-benar membuat perempuan menjadi manusia kedua yang termarjinalkan. Dalam konteks kehidupan sehari-hari perempuan kerap mendapatkan perlakuan yang diskriminatif. Perlakuan ini kemudian dilanggengkan secara turun temurun dalam masyarakat luas. Bahkan seorang perempuan dianggap tidak layak untuk menjadi seorang pemimpin. Sebagaimana budaya dan masyarakat kita yang kemudian mengamininya. Kita bisa menyebut perlakuan ini sebagai bentuk subordinasi masif. Subordinasi merupakan bentuk perlakuan yang menempatkan perempuan pada posisi selaku bawahan. Di sini kemudian perempuan hanya dianggap pembantu, pelayan, pelengkap bahkan sekedar pemuas dari entitas lain bernama laki-laki. Dalam perkembangannya kemudian perempuan yang mulai mendapatkan tempat dalam masyarakat berkat gerakan masif perempuan yaitu feminis. Namun tidak kesemua perempuan mendapatkan posisi yang layak berkompetisi dengan laki-laki. Selalu ada ruang-ruang panjang yang kemudian memisahkan dua entitas budaya ini dan mengamalkan subordinasi serta marjinalisasi terhadap perempuan. Sehingg perlu kiranya dibuat pembuktian atas hipotesa bahwa dalam kajian feminisme yang sudah semakin masif disuarakan perempuan masih dalam ketertindasannya. Bahkan perempuan sendiri tidak menyadari jika dirinya dalam kemelut subordinasi dan cenderung menikmati.

Kata kunci: Perempuan, Subordinasi, Organisasi dalam Kampus.

https://doi.org/10.21274/martabat.2017.1.1.175-196
PDF

Creative Commons License

Martabat: Jurnal Perempuan dan Anak is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Downloads

Download data is not yet available.